Baru-baru ini beredar video tentang livestreaming detik detik seseorang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, dia melakukan itu karena rasa sakit yang ditanggung semenjak kepergian istrinya. Dan baru baru ini pula seorang perawat bertanya kepada saya “Kok bisa ya dok dia bunuh diri? Apa yang ada dalam pikirannya?” Apa itu depresi dan bagaimana dia bisa berujung pada bunuh diri, sedikit akan kita ulas disini. Dan sebelum membaca lebih jauh, hendaknya kita tidak ikut menyebarkan video tersebut karena dapat memicu aksi serupa ditempat lain. Dan jika itu terjadi, artinya kita telah ikut mengambil nyawa seseorang yang tadinya bisa diselamatkan. Artinya dia tidak bunuh diri, tapi dia kita bunuh dengan video yang kita sebarkan.
Tampilkan postingan dengan label info kesehatan. Tampilkan semua postingan
Depresi: Adakah Kamu Peduli?
Minggu, 12 Maret 2017
Saya akan membuka tulisan ini dengan fakta yang tidak akan kamu sukai, bahkan beberapa tidak kamu setujui, dan itu tidak apa. Kamu setuju atau tidak, kamu paham atau tidak, kebenaran yang terkandung dalam tulisan ini hanya akan dipahami oleh yang mengalaminya, dan kamu setuju atau tidak, kebenaran dalam tulisan ini akan tetap menjadi benar. Menurut WHO ada sekitar 804.000 penduduk dunia yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri ditahun 2012, di Indonesia terjadi sekitar 30.000 bunuh diri (yang dilaporkan). 90% dari orang yang bunuh diri pernah terdiagnosis sebagai depresi, bipolar atau gangguan kejiwaan lainnya, yang kesemuanya bisa diatasi dan ditangani. Namun tidak pernah tertangani dengan baik dan berakhir dengan hilangnya satu nyawa yang berharga. Ahh.. tentunya kamu tidak perduli dengan angka ini bukan?
Bahkan mungkin akan ada banyak orang yang bertanya-tanya, "kok bisa ya dia bunuh diri? itu tindakan bodoh" Celetuk seseorang yang tidak perduli. Ada lagi juga yang mungkin menghakimi, "Dia depresi sampai bunuh diri karena kurang bersyukur". Ada juga seseorang suami yang menjadi penyebab istrinya depresi, secara paradoks berkata "Istri saya itu memang kurang punya banyak teman, makanya dia depresi". Ada pula orang yang sangat hafal dengan ayat berkata "Tuhan tidak pernah mencobai seseorang melebihi kemampuannya".
Kesemua kalimat-kalimat penghakiman tadi biasa diucapkan oleh orang yang tidak mengerti dan tidak mau mengerti tentang depresi. Kalimat-kalimat tadi diucapkan untuk menunjukkan kehebatan diri sang pembicara, bukan membantu orang yang depresi. Kalimat-kalimat tadi tidak pernah ditujukan untuk membantu pasien depresi, kalimat tadi adalah kalimat serangan, ancaman, hinaan, kepada seseorang yang sudah terluka dan kita buat semakin terluka. Jika ada seseorang dengan depresi yang bunuh diri, dia tidak hanya meninggal karena bunuh diri. Dia meninggal karena ucapan jahat kita.
Jika kamu perduli, jika kamu benar benar menyayangi seseorang yang sedang terpuruk dan dalam depresi itu, tentu kamu akan ingin mengenali tanda tanda depresi sebelum hal yang buruk terjadi. Jika kamu memang beriman tentunya kamu penuh kasih sayang dan pelukan, dan ingin seseorang dengan depresi ini sembuh, bukannya malah mulut ini dipenuhi keinginan untuk menyerangnya dengan ayat. Namun jika kamu tidak perduli, acuh dan angkuh, merasa diri benar. Hentikan saja membaca artikel ini sekarang, tidak perlu dilanjutkan. Toh kamu akan menganggap dirimu benar kan?
Depresi bukan terjadi karena kurang iman, kurang bersyukur, bodoh, lemah mental. Sekali lagi depresi bukan terjadi karena hal-hal yang kamu percaya itu adalah penyebab depresi, itu hanya asumsimu yang tanpa dasar saja. Ilmu pengetahuan membuktikan depresi terjadi karena adanya gangguan dalam sistem persarafan, yang bisa disebabkan oleh banyak hal, baik masalah keluarga, cinta, karir, didikan saat kecil, kebiasaan dan kemampuan menghadapi stresor, atau mungkin hormon, penyakit medik, gangguan persarafan, tumor, dan sangat banyak hal yang bisa saya tuliskan menjadi satu artikel sendiri.
Depresi terjadi karena kerentanan tertentu dalam sistem persarafan seseorang, yang kemudian menjadikan seseorang sedih, tidak berdaya, tidak mampu berpikir dengan sehat, tidak mampu merasakan kesenangan, kehilangan tujuan dan semangat hidup, bahkan terpikir keinginan untuk bunuh diri. Kesemuanya ini terjadi karena gangguan diotaknya, bukan dalam keimanannya. Untuk membuktikan hal tersebut bisa dilihat dari contoh pemindaian otak pada pasien depresi dan normal, disini terlihat sekali bedanya bahwa depresi terjadi memang karena gangguan fungsi otak.
Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat yang sangat serius. World Health Organization ( WHO ) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan ke-empat penyakit dunia. Sekitar 20 % wanita dan 12 % pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi.
Gejala-gejala depresi dapat dilihat dari perubahan fungsi fisik, psikologis, sosial bahkan fisiologis.Gejala depresi sangat menggangu kehidupan seseorang, apalagi jika gejala tersebut sangat berat dan melibatkan malfungsi pada beberapa aspek kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, semua orang dapat mendeteksi gejala-gejala depresi yang dialaminya, hanya terkadang penilaian terhadap gejala depresi pada diri sendiri terkadang subjektif.
- Mood tertekan hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, sebagaimana ditunjukkan oleh laporan subjektif atau pengamatan dari orang lain.
- Ditandai dengan berkurangnya minat dan kesenangan dalam semua, atau hampir semua aktivitas hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (ditunjukkan oleh pertimbangan subjektif atau pengamatan dari orang lain).
- Berkurangnya berat badan secara signifikan tanpa diet atau bertambahnya berat badan (seperti perubahan lebih dari 5% berat badan dalam sebulan), atau berkurangnya atau bertambahnya nafsu makan hampir setiap hari (pada kanak-kanak, pertimbangkan juga kegagalan untuk mendapatkan tambahan berat badan).
- Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.
- Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, tidak hanya perasaan subjektif tentang kegelisahan atau rasa terhambat)
- Lelah atau kehilangan tenaga hampir setiap hari
- Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai (yang mencapai taraf delusional) hampir setiap hari (tidak hanya menyalahkan diri sendiri atau rasa bersalah karena sakitnya).
- Menurunnya kemampuan berpikir atau konsentrasi, atau ragu-ragu hampir setiap hari (baik atas pertimbangan subjektif atau pengamatan dari orang lain)
- Pikiran tentang kematian yang berulang (tidak hanya takut akan kematian), atau usaha bunuh diri atau adanya suatu rencana spesifik untuk bunuh diri(American Psychiatric Association, 2000).
Tidak ada yang menginginkan diri terkena depresi, sama seperti tidak ada yang menginginkan diri terkena kanker, lupus, tumor otak, stroke, dan gangguan berat lain. Depresi berbeda dengan kesedihan, depresi jauhhh lebih berat daripada itu. Kesedihan bukan gangguan mental namun depresi adalah gangguan mental yang perlu ditolong dan diobati, bukan dihakimi dan distigmatisasi. Pasien depresi butuh obat-obatan dan psikoterapi. Dan ini dilakukan oleh profesional psikiater dan psikolog klinis.
Jika kamu atau orang orang terdekatmu menunjukkan tanda tanda ini, merasakan hal hal ini segeralah berkonsultasi, jangan tunda. Konsultasikan ke profesional, atau jika kamu ragu dan ingin bertanya, kamu bisa menghubungi nomor kontak yang tertera di tab contact us di website ini. Jangan ragu atau malu, karena jika terlalu terlambat maka semuanya akan sia sia. Jika kamu menyayangi orang orang terdekatmu, kamu tentu akan melawan stigma dan rasa malu untuk membantunya mendapatkan kembali kehidupannya yang bahagia, dan bukan membiarkan apalagi menyerangnya dengan kesoktahuan kita.
Depresi bisa disembuhkan
Salam sadar
Diantara Dua Kutub
Senin, 02 November 2015
"Saya sekarang ga tau untuk apa saya
hidup, semua rasanya percuma dok. Saya mau mati saja" keluh seorang
pemudi, sebut saja Putri, di ruang praktik. Sudah beberapa minggu dia menjalani
hari hari dengan tidak ada semangat, tidak lagi bisa merasa kesenangan, padahal
satu bulan yang lalu dia baru terlihat sangat bahagia, supel, ringan tangan dan
loyal ke teman temannya. Untuk alasan yang tidak jelas tiba tiba dia merasa
sangat terpuruk. Putri memang sudah merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Ada
hari hari dimana dia merasa sangat senang, namun ada kalanya dia merasa sangat
sedih tanpa alasan. Ada apa sebenarnya dengan Putri? Adakah masalah yang tidak
diceritakan? Atau adakah hal lain?
"Bipolar", begitu diagnosis
dokter ke Putri. Apa itu Bipolar? Bagaimana bisa Putri didiagnosis Bipolar? Apa
bipolar bisa sembuh? Apa tanda terkena bipolar? Bagaimana mengatasinya?
Apakah Saya Psikosomatis?
Selasa, 20 Oktober 2015
Alkisah datanglah seorang wanita paruh baya dengan nyeri perut yang sulit hilang saat malam hari. "Dokter perut saya sakit, minta suntik biar cepet sembuh". Ini adalah kunjungannya yang ketiga kali dalam minggu ini ke dokter yang berlainan terus. "saya udah berkeliling dokter ga pernah ada yang sembuh dok". Keluhnya yang seakan mau menyerah berobat. Psikosomatis, itu kata dokter saat ini. Cukup ceritakan masalah ibu, ibadah, dan ibu akan sembuh. Apa benar demikian? Bahkan si ibu tidak tahu apa masalah yang mengganggu dirinya. Lalu keluarlah ibu ini dengan bingung dan merasa tidak berdaya, dan membuat perutnya semakin sakit
Tentang Skizofrenia
Selasa, 18 Agustus 2015
Skizofrenia, mungkin nama ini agak asing di telinga, atau mungkin di mata karna saat ini kamu sedang membaca blog. Namun penyakit satu ini sayangnya sedikit mendapat perhatian dan pertolongan, malah penderitanya dipandang sebelah mata, dianggap bukan manusia, dibiarkan bahkan dipasung, bahkan punya lagu kebangsaan sendiri yang suka dinyanyikan anak anak: "Orang gilaaa, orang gilaa" sambil bertepuk tangan.
Secondary Gain
Sabtu, 11 Juli 2015

Jangan Sebut Aku Gila
Jumat, 13 Februari 2015
Di tengah hujan deras, berjalan seorang bapak kumuh
berpakaian lusuh, membawa sekarung barang tidak berguna yang dibawa kemana
mana. Di tengah dingin dan lapar, berteriak anak anak kecil nakal sambil
melempar lempar batu “Orang gila, orang gila” sambil setengah bernyanyi. Bapak
kumuh tadi seakan berjalan tak peduli, menyembunyikan rasa takut, sedih
bercampur kecewa yang sulit tidak terlihat di wajah lelahnya.
Demam Berdarah Dengue
Jumat, 30 Januari 2015
Agak melenceng dari topik kesehatan jiwa dulu ya, karna sekarang musim hujan telah datang, genangan air dimana mana dan datanglah musim yang tidak bisa dihindari dan sangat tidak diharapkan, musim demam berdarah. Rumah sakit dan puskesmas beberapa minggu terakhir ini penuh dengan pasien demam berdarah, mulai dari bayi hingga orang tua semua bisa kena demam berdarah. Apa si demam berdarah itu? Mari kita lihat lebih jauh
Insomnia
Minggu, 30 November 2014
Sering kita dengar/baca berseliweran di jejaring sosial kita
“aku insomina nih”, atau “insomniaku kumat”. Nah sebenarnya apa si insomnia
itu? Apa ga bisa tidur karna kebanyakan buka gadget yang berakibat menurunnya
melatonin tubuh bisa disebut insomnia? Apa ga bisa tidur karna memendam rindu
juga bisa disebut insomnia? Atau ga bisa tidur karna nonton bola atau belajar
bisa disebut insomnia? Mari kita bedah apa itu insomnia.
Rasakan dan Sembuhlah
Selasa, 21 Oktober 2014

Delusi Cinta
Senin, 25 Agustus 2014
Delusi cinta, mungkin jarang yang pernah dengar istilah ini ya. Delusi (waham) cinta itu makanan apa coba? Delusi itu kepercayaan menetap, tidak bisa diperbaiki, egosentris, tidak sesuai dengan sosial budaya. Cinta itu, ya semua punya definisi masing masing tentang benda satu ini, entah itu membangun atau merusak. Jadi apa itu delusi cinta?
Sakit Gigi
Nyeri gigi adalah salah satu alasan seseorang berobat di puskesmas di daerah saya, Keling, Jepara. Penderitanya bervariasi dari anak kecil hingga lansia yang bahkan giginya sendiri sudah tidak ada. Jadi teringat sebuah lagu era 80an, lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Saya yakin penciptanya belum pernah sakit gigi.
Bunuh Diri Pada Anak dan Remaja
Rabu, 16 Juli 2014

Anti Sosial
Rabu, 25 Juni 2014
Gangguan kepribadian antisosial
secara sederhana yaitu ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi normal sosial
yang berlaku, misalnya perlikau kriminal terus menerus. Berbeda dengan anggapan
beberapa orang dalam beberapa jokes bahwa antisosial adalah mereka yang sibuk
dengan handphone atau mereka yang memiliki kesulitan dalam bersosialisasi, pada
kenyataannya, antisosial dimaksudkan bagi seseorang yang kesulisan memenuhi
norma sosial. Nah dengan definisi ini saya harap tidak ada lagi yang melabel
temannya yang kesulitan bersosialisasi dengan anti sosial ya.
Gangguan Cemas Menyeluruh
Kamis, 03 April 2014
Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang banyak ditemui di meja praktek. Seringkali keluhan gangguan cemas sering disalah mengerti oleh dokter maupun pasien, karena bisa saja pasien tidak mengeluhkan "cemas". Pasien bisa saja datang ke ruang praktek dengan keluhan sesak, sulit konsentrasi, jantung berdebar. Jangan terjebak jika kita hanya bertanya soal cemas dan pasien menyangkal, seringkali pasien menyangkal karena perbedaan definisi cemas dokter dan pasien, perlu digali lebih jauh.
Depresi Terselubung
Selasa, 25 Maret 2014
Depresi terselubung, mungkin banyak dari kita yang baru mendengar istilah ini, makanan jenis apa si depresi terselubung itu? Yang biasanya orang orang tahu, depresi ya karena stress, orangnya murung sedih, tidak bergairah, nafsu makan menurun, kesenangannya menghilang, jam tidurnya berkurang karena sulit tidur, tidak punya tenaga dan terus menerus kelelahan, wajahnya murung terus. Yah, ini gambaran umum depresi memang, walau tidak selamanya demikian.
Kapan Minum Antibiotik?
Rabu, 12 Maret 2014
Semua pembaca tentu pernah meminum obat jenis ini. Sepertinya bahkan untuk mendapatkan obat jenis ini di apotek bukan sebuah kesulitan. Ada yang hanya belasan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Uniknya, seringkali bayi panas satu haripun di puskesmas sudah diberikan amoksilin, atau anak diare baru dua kali sudah diberikan antibiotik. Ada juga paramedis non dokter yang dengan mudahnya memberikan antibiotik. Dapat dibenarkankah ini? Bagaimanakah perilaku yang benar meminum antibiotik? Apa saja pedoman umum memberikan antibiotik yang aman? Mari kita simak penjelasan selengkapnya
Obat Psikiatri Menyebabkan Kecanduan?
Rabu, 05 Maret 2014
"Dok, saya ga memberikan ayah saya minum obat ini lagi karena ga mau ayah saya kecanduan obat penenang. Sudah 2 bulan ayah saya tidak minum obat ini" kata seorang anak yang membawa ayahnya yang mengalami gangguan depresi (lagi). Apa benar obat obatan psikiatri menimbulkan kecanduan? Bagaimana cara yang paling tepat dan aman dalam menggunakan obat obatan psikiatri? Apa tepatnya cara kerja obat obatan psikiatri?
Gangguan Konversi
Kamis, 20 Februari 2014
Seorang remaja perempuan datang ke IGD masih dengan pakaian seragam SMP lengkap dalam keadaan pingsan. Kejadian bermula ketika remaja ini olah raga, upacara, malam pelantikan, di tempat keramaian tiba tiba remaja ini pingsan, atau bisa didahului dengan gejala "ayan". Bisa juga berupa remaja ini terdiam membeku, tidak bicara, mata hanya terfokus pada satu tujuan. Hal ini bisa dipicu sebuah masalah atau bahkan muncul secara tiba tiba.
Mereka yang bekerja di IGD pasti sering menghadapi pasien seperti ini. Dan dari pengalaman saya, banyak pasien ini disepelekan dan hanya dianggap "psikosomatis", titik, tanpa ada penanganan memadai. Apa si sebenarnya gangguan ini? Bagaimana mengatasinya? Mari kita bahas secara singkat disini
Mereka yang bekerja di IGD pasti sering menghadapi pasien seperti ini. Dan dari pengalaman saya, banyak pasien ini disepelekan dan hanya dianggap "psikosomatis", titik, tanpa ada penanganan memadai. Apa si sebenarnya gangguan ini? Bagaimana mengatasinya? Mari kita bahas secara singkat disini
Depresi Pada Anak
Rabu, 12 Februari 2014
Anak yang mengalami depresi akan mengalami banyak hambatan dan kesulitan dalam kesehariannya. Orang tua sering menganggap remeh penyakit yang satu ini, menganggap keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya. Jika tidak menghilang anak akan ditunding kurang beragama, kurang percaya Tuhan, ga beriman, dan tudingan ga membangun sejenisnya. Memang beragama mempengaruhi kemampuan seseorang mengendalikan stress dan pada akhirnya mengurangi angka depresi, namun menuding anak kurang beragama itu tidak menyelesaikan masalah dan sama saja menyiksa anak anda.
Langganan:
Postingan (Atom)