Kid's These Days Bias


Apakah anak zaman sekarang lebih mudah stres? Apakah benar bahwa angkatan di bawah itu nggak kompak, lebih lemah, nggak sesolid kakak kelasnya? Apakah generasi sekarang lebih lemah? Apakah generasi sekarang tidak sebaik dan sekuat dulu? Yuk kenalan sama “kids these days” bias

Generasi muda menyindir generasi tua “Ok Boomer” Generasi tua menyindir generasi sekarang sebagai lebih lemah Generasi muda selalu ada, dan selalu merasa generasi sebelumnya tidak memahami. Generasi tua merasa generasi muda “kurang” dibandingkan generasi tua Ini sebuah siklus

 

Kalau Twitter masih ada dan saya masih hidup, nanti saat kita tua kita akan mengeluh bahwa anak tahun 2050 lebih egois, lebih lemah, dan kurang mandiri dibandingkan generasi kita. Kita akan sibuk ngomongin kontroversi anak muda, sambil membayangkan dunia jadi lebih buruk

 

Kenapa siklusnya bisa begini? Kalau menurut John Protzko dari University of California, ini berasal dari masalah memori “Sebuah memori (yang salah) yang terus terjadi, dari generasi ke generasi”. Ceritanya tahun 2017 Protzko ngeliat kumpulan data skor tes anak-anak selama 60 tahun. Yang diteliti itu angka kesabaran dan delayed gratification (nunda buat seneng). Dengan data ini, jadi dia ngeliat apakah anak muda lebih baik/buruk soal sabar dan delayed gratification.

 

api sebelum dia ngolah data, dia minta 260 psikolog perkembangan untuk membuat prediksi. Apakah para ahli ini berpikir bahwa anak-anak, dari waktu ke waktu, menjadi lebih baik, lebih buruk, atau tetap? Mereka ini seharusnya punya wawasan terbaik tentang tren perilaku anak. 84% ahli memperkirakan anak-anak akan menjadi semakin buruk/atau tetap sama. Tapi mereka ternyata salah. Hanya 16 persen yang membuat prediksi benar: Anak-anak saat ini sebenarnya secara keseluruhan lebih baik dalam menunda kepuasan daripada anak-anak di dekade lalu.

 

“Anjaaaayy” gitu kira kira reaksi Protzko. Bahkan ahli perkembangan kognitif aja mikirnya generasi di bawah menjadi semakin buruk, padahal kenyataannya sebaliknya. Ahlinya aja bisa kena bias begini, apalagi netijen biasa kaya kita. Kenapa bisa gini ya? Menurut Protzko ini prasangka/bias yang aman kita lemparkan. Karena kalo klaim yang sama kita lemparkan pada etnis/agama tertentu, wah bisa terjadi keributan besar. Sedangkan jika dilemparkan pada generasi bawah, banyak orang mengamini

 

Penjelasan kedua berkaitan dengan memori Kalau kamu membayangkan memori sebagai file yang disimpan rapi, lalu dibuka saat kita butuh, kamu sudah keliru. Memori sangat terpengaruhi oleh keadaan kita saat ini, yang kemudian memengaruhi warna kita dalam mengulang memori. Buat menilai anak muda saat ini, kita harus mengingat gimana tepatnya masa anak dulu. Tapi itu susah, siapa yang memiliki informasi obyektif tentang bagaimana jaman dulu? Karena kita ga punya datanya, kita memakai informasi dari SAAT INI untuk mengisi kekosongan data masa lalu.

 

Dan kita nggak memakai informasi tentang anak-anak zaman sekarang, kita memakai informasi tentang diri kita sendiri dari saat ini. Dalam beberapa penelitian, Protzko dkk menemukan beberapa bukti bahwa pembandingan dari masa kini yang keliru sedang terjadi. Kita menggunakan standar diri kita (yang dewasa) saat ini untuk membuat evaluasi anak-anak saat ini. Misal orang yang memiliki standar pada sifat seperti otoritarianisme (menghargai otoritas) akan menganggap anak muda lebih tidak menghargai senior/atasan.

 

adi cara pandang tentang sifat tertentu yang kurang pada anak muda sebenarnya lebih banyak mencerminkan tentang sudut pandang belief orang yang bicara, bukan data objektif anak-anak muda yang dibicarakan. Itu hanya bias memori, seakan dia mengambil data masa lalu, padahal bukan.

 

Kids these days” bias ini sama level kepercayaannya dengan astrologi. Sama sama menyambung-nyambungkan data yang sebenarnya berjauhan. Kita menggunakan apa yang sudah kita percaya untuk melihat sebagian data saat ini Kamu ga percaya astrologi? Good, begitu juga bias ini ya


Tidak ada komentar