Bisakah Gangguan Jiwa Sembuh Total?


"Dok saya penderita gangguan X, apakah saya bisa sembuh total? Kenapa setiap kali saya berhenti obat saya selalu kambuh?"

Apakah gangguan jiwa dapat sembuh sempurna?


Kita bicara dan memahami dengan kalimat, kita memahami karena kita berbagi kata-kata. Seringkali perbedaan kata-kata membuat kita gagal memahami. Ketika kita bicara tentang sedih, apa yang ditangkap lawan bicara dengan apa yang kita maksudkan bisa jadi sangat berbeda. Ketika kita bicara tentang sembuh, apa yang dipahami dokter dan apa yang kita pahami (dan akhirnya harapkan) juga bisa jadi berbeda.

Tema-tema serupa banyak ditanyakan baik lewat DM mention maupun komen di akun media sosial ini. Beberapa menganggap masih minum obat artinya belum sembuh, atau menganggap minum obat artinya kecanduan, atau minum obat artinya mengganggu ginjal dan hati (mitos lama), atau sekedar lelah saja minum obat lama

Seringkali keterbatasan waktu dan kesenjangan pengetahuan yang berbeda menyulitkan dokter dan pasien. Ada istilah-istilah yang karena berbeda dan tidak diperkenalkan, jadi sulit dipahami. Hari ini kita akan bahas beberapa ya

"Sembuh" dalam bahasa dokter dan 'sembuh' yang dipahami oleh masyarakat, agaknya bermakna berbeda. Misalnya darah tinggi, dokter akan menganggap pasien sembuh ketika tensinya normal 120/80 dan stabil, padahal pasien menganggap selama masih minum obat artinya belum sembuh.

Misalnya pula kencing manis (diabetes), dokter menganggap ketika gula darahnya terkontrol maka itu sembuh, sementara pasien menganggap jika masih minum obat artinya kecanduan.

Banyak penyakit di dunia medis yang memang membutuhkan pengobatan secara rutin. Apakah berarti penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan? Tentu maksudnya tidak demikian. Penyakit tersebut bisa sembuh dengan dikontrol obat. Istilah 'terkontrol' dimaksudkan seperti ini

Konsep sembuh tanpa obat memang berlaku bagi beberapa penyakit. Misalnya pilek batuk, setelah minum obat 3 sampai 5 hari tentu kita berharap tidak minum obat lagi. Adalah tidak lazim minum obat flu sampai 3 tahun berturut-turut.

Namun merupakan hal yang wajar untuk meminum obat obatan hipertensi, diabetes, antipsikotik, dalam jangka waktu yang sangat panjang. Karena obat-obatan inilah yang mengontrol gejala tersebut.

Saya mau memperkenalkan sebuah istilah yang sering salah digunakan
Kronis: artinya sebuah penyakit berlangsung dalam jangka waktu yang lama
Akut: artinya sebuah penyakit tiba-tiba terjadi

Beberapa gangguan jiwa berlangsung kronis.

Ketika sebuah gangguan berlangsung kronis, penanganannya pun butuh waktu yang panjang. Apa target dari penanganan panjang gangguan jiwa? Ada istilah lagi

Respon: perbaikan gejala, pengobatan menunjukkan efek
Remisi: perbaikan gejala lebih lanjut, mungkin disertai gejala sisa
Recovery: perbaikan kembali seperti fungsi semula dalam jangka waktu yang panjang

Relaps: kekambuhan ketika satu periode penyakit belum selesai
Recurrent: kekambuhan ketika satu periode penyakit sudah usai

Target dari kesembuhan berbeda-beda antara tiap penyakit dalam tiap individu. Pada gangguan jiwa yang sangat berat paketnya adalah remisi, mungkin tidak mencapai recovery. Yang kalau obat-obatan dihentikan dapat terjadi relaps.

Pada gangguan jiwa katakanlah depresi target kesembuhan adalah recovery. Karena panjangnya fase pengobatan seseorang sering menghentikan sendiri terapinya. Dalam waktu singkat kekambuhan terjadi, itu namanya relaps. Karena memang belum sembuh benar.

Pada gangguan depresi yang sudah mengikuti pengobatan dan sembuh seperti sedia kala. Juga sudah mengikuti pengobatan sesuai waktu yang ditunjukkan oleh dokter, jika terjadi kekambuhan namanya recurrent. Kekambuhan tidak lagi terkait dengan depresi yang terjadi sebelumnya melainkan episode sendiri.

Perhatikan tidak ada istilah sembuh yang digunakan oleh dokter. Karena istilah tersebut rancu, dan tidak dapat menilai secara keseluruhan gangguan yang dialami dan perbaikannya. Istilah yang digunakan adalah respon, remisi, recovery, relaps dan recurrent

Jika yang dimaksud sembuh total adalah tidak sakit lagi dan tidak minum obat lagi, tentu ini rawan bias. Contoh yang mudah misalnya kita sedang flu, minum obat 3 hari lalu sembuh, seminggu kemudian kita flu lagi, apakah ini tidak sembuh total?

Contoh lagi misalnya kita sedang cacingan, minum obat saat ini dan dinyatakan sembuh. 2 tahun kemudian saya cacingan lagi, apakah yang kemarin tidak sembuh total? Kan bukan begitu cara pikirnya

Saya sakit dan saya terjangkit penyakit lagi, bukan berarti penyakit yang sebelumnya belum sembuh. Bisa jadi memang sudah sembuh namun kena penyakit lagi. Dan ini adalah hal yang wajar dalam kehidupan manusia. Kita tidak bisa menghilangkan kemungkinan akan terserang penyakit. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resiko terserang penyakit

Contoh lagi pasien dengan autoimun, yang sistem imunnya menyerang tubuhnya sendiri. Tanpa obat penderitaannya akan sangat panjang, semakin lama akan semakin memburuk. Dengan pengobatan rutin remisi mungkin dicapai. Apakah remisi ini tidak sembuh? Padahal gejala hilang dan seseorang bisa hidup biasa saja?

Apakah penderita asma tidak bisa sembuh? Beberapa pasien asma sembuh dengan sendirinya, tidak tahu kenapa bahkan, pokoknya tiba-tiba sembuh dan tidak pernah kambuh lagi. sementara sejumlah besar lainnya perlu berjuang bahkan untuk bernafas

Saya adalah penderita asma. Saya mengubah gaya hidup, makan, olahraga, hanya untuk mendapatkan serangan asma lebih jarang. Dan ketika saya sesak, saya akan meminum obatnya. Seiring perubahan gaya hidup, saya lebih jarang kambuh. Apakah artinya saya tidak sembuh? Sarasa sembuh atau tidak, tidak bisa dilihat sesederhana itu

Perubahan demi perubahan, sekecil apapun adalah juga perubahan. Selama saya bergerak menuju perbaikan, maka saya sudah melakukan yang benar terhadap asma saya. Bukan menyerah, melawan, pasrah, berontak, Saya belajar bersahabat dengan asma saya, dan belajar hidup bersama asma.

Jika seseorang berontak terhadap asma, pokoknya ingin bebas hidup tanpa obat, dia bisa berakhir tercekik tidak bisa bernafas. Melawan apa yang tidak seharusnya dilawan, tubuhnya sendiri. Berontak dan pasrah bukan jawaban, menerima dan bersahabat dengan realita membuat kita lebih damai, toh saya juga tetap merasa sehat bahkan lebih sehat dari hari ke hari

kamu bisa mengganti kata asma dengan bipolar, skizofrenia, distimia, depresi berulang dan lain sebagainya

Kita perlu mempertanyakan konsep sembuh total yang selama ini ada dalam benak kita. Benarkah ada yang dinamakan sembuh total? Seseorang yang terkena flu saja bisa terkena flu di masa depan. Apa bedanya dengan seseorang yang depresi lalu mengalami depresi kembali? Kenapa seseorang dengan flu yang kambuh tidak malu sementara orang dengan depresi yang kambuh menanggung rasa malu?

Pengobatan gangguan jiwa beberapa dimaksudkan dalam jangka waktu yang sangat panjang. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai recovery, bukan sekadar remisi atau bahkan mungkin respon saja. Kalau kita menggunakan konsep "sembuh", kan jadi tidak jelas mana yang recovery mana yang remisi. Dan recurrent bisa dianggap tidak sembuh, padahal tidak demikian.

Konsep bahwa sembuh total artinya lepas pengobatan juga patut dikritisi dengan baik. Terlalu banyak penyakit di muka bumi ini yang penderitanya dapat hidup dengan normal hanya dengan minum obat. Apakah hidup yang mampu bekerja dengan biasa, beraktivitas dengan baik, berarti tidak sembuh kalau masih minum obat? Kan ya tidak begitu

Konsep "sudah sembuh" juga berbahaya. Awam akan mudah melihat bahwa sebuah gangguan "sudah sembuh" padahal dokter hanya melihat remisi. Buru-buru menghentikan pengobatan karena "sudah sembuh" dapat mencetuskan relaps, karena memang episode gangguannya belum selesai.

Beberapa gangguan bisa jadi mengharuskan pengobatan seumur hidup. Hal ini bukan berarti kecanduan, tidak sembuh, atau mengganggu fungsi ginjal dan hati. Gangguan ini sama seperti beberapa gangguan medik lain butuh dikontrol oleh obat, dan justru ini adalah kesembuhan.

Bayangkan hipertensi, diabetes, tanpa pengobatan rutin. Entah ada berapa banyak korban meninggal dunia bertambah setiap tahunnya, kalau pengobatan rutin pada gangguan ini tidak dilakukan. Banyak jiwa terselamatkan karena rutin berobat. Pada gangguan jiwa hal ini pun berlaku.

Jadi Bisakah Gangguan Jiwa sembuh? Jika sembuh yang dimaksud adalah respon, remisi dan recovery, jawabannya : Mungkin dicapai

Apakah bisa lepas obat? Beberapa diantaranya bisa, beberapa perlu sembuh sambil tetap minum obat

Apakah pasti kambuh? Perbaiki gaya hidup, belajar meningkatkan kapasitas kebahagiaan, penanggulangan stres, gaya hubungan interpersonal yang sehat, minum obat sesuai aturan, kita menurunkan risiko kekambuhan.

Mari terus berjuang menggapai kebahagiaan

Tidak ada komentar