"Saya sekarang ga tau untuk apa saya
hidup, semua rasanya percuma dok. Saya mau mati saja" keluh seorang
pemudi, sebut saja Putri, di ruang praktik. Sudah beberapa minggu dia menjalani
hari hari dengan tidak ada semangat, tidak lagi bisa merasa kesenangan, padahal
satu bulan yang lalu dia baru terlihat sangat bahagia, supel, ringan tangan dan
loyal ke teman temannya. Untuk alasan yang tidak jelas tiba tiba dia merasa
sangat terpuruk. Putri memang sudah merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Ada
hari hari dimana dia merasa sangat senang, namun ada kalanya dia merasa sangat
sedih tanpa alasan. Ada apa sebenarnya dengan Putri? Adakah masalah yang tidak
diceritakan? Atau adakah hal lain?
"Bipolar", begitu diagnosis
dokter ke Putri. Apa itu Bipolar? Bagaimana bisa Putri didiagnosis Bipolar? Apa
bipolar bisa sembuh? Apa tanda terkena bipolar? Bagaimana mengatasinya?
Definisi
Bipolar merupakan sebuah kondisi berulang, sekurang-kurangnya dua episode, dimana
keadaan mood seseorang dan tingkat aktivitasnya menjadi terganggu, pada
waktu tertentu terjadi peningkatan mood disertai peningkatan energi dan aktivitas (dikenal
dengan istilah mania), dan pada waktu lain berupa penurunan mood disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah biasanya ada fase
sembuh sempurna antara episode mania dan depresi.
Gejala dan
Tanda
Kondisi mania berbeda dengan keadaan senang dan depresi
berbeda dengan kesedihan, serta bipolar berbeda dengan perubahan mood emosi
biasa. Pada mania, peningkatan mood sampai menyebabkan gangguan yang berarti
pada aktivitas pekerjaan dan sosial sehari hari. Dapat terjadi aktivitas
berlebihan namun tidak produktif, banyak bicara, hasrat seks yang meninggi,
kebutuhan tidur berkurang, terlalu optimis dan memandang diri sendiri sangat
tinggi. Di lain pihak harga diri yang membumbung pada mania juga bisa
berkembang mengakibatkan sensitif, mudah tersinggung, dan mudah curiga. Sering
pada fase mania yang lebih ringan, seseorang malah dianggap supel, murah
senyum, ringan tangan, suka berbagi, dan jarang disadari sebagai gangguan.
Padahal pada tahap ini sudah perlu diwaspadai sebagai awal gangguan.
Kebalikannya mania adalah pada depresi. Pada depresi terjadi kehilangan minat untuk kesenangan pada hal hal yang sebelumnya dianggap menyenangkan, kehilangan tenaga pada keseluruhan aktivitas dan terlihat sekali pada wajah seseorang yang bisa terlihat murung atau bisa saja kosong. Depresi juga bisa disertai dengan kurangnya konsentrasi, merasa tidak berharga, perasaan bersalah atau berdosa, tidak punya pandangan terhadap masa depan, tidur terganggu, nafsu makan berkurang, dan ide untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Penyebab
Lalu penyebab bipolar ini
apa si? Yang perlu dipahami bipolar tidak diakibatkan kurang beriman, kurang
ibadah, kurang beragama, atau hukuman lho ya. Bipolar sebenarnya diakibatkan berbagai macam zat kimia di otak/neurotransmitter yang
tidak seimbang. Gangguan
neurotransmitter tidak seimbang ini menyebabkan perubahan mood yang drastis dan
berlebihan. Kadang kondisi bipolar dicetuskan oleh masalah berat, namun tidak
semua bipolar dicetuskan masalah. Pada beberapa kasus bisa saja terjadi bipolar
tanpa adanya masalah berat tertentu.
Beberapa kondisi bipolar ada juga yang diakibatkan faktor genetik (ANK3, CAACNA1C, CLOCK genes) yang semuanya bersama dengan lingkungan dan stres tertentu mencetuskan gangguan ini. Keturunan langsung dari seseorang dengan bipolar berisiko 7 kali mengalami kondisi ini jika dibandingkan dengan populasi umum. Pada kembar identik, kemungkinan seseorang mengalami bipolar jika saudaranya terdiagnosis bipolar berkisar antara 33-90%.
Prognosis
Bipolar berada di kedua kutub ini berganti
ganti, dan diantara keduanya terdapat fase normal. Pada fase sembuh ini
seseorang bisa beraktivitas seperti biasa, berinteraksi sosial secara biasa
walaupun gejala gejala selanjutnya mengintip di ujung pintu menunggu untuk
kembali mengganggu. Gangguan bipolar ini berlangsung seumur hidup dan
memerlukan obat rutin. Kenapa? Bisa dibayangkan dong kalau keseharian kita
diganggu mood swing yang ekstrim, pekerjaan terbengkalai, sekolah terganggu,
hubungan dengan orang tua dan teman jadi terganggu. Dan lebih buruk lagi,
sekitar 30% dari penderita bipolar melakukan percobaan bunuh diri. Makanya
siapapun yang mengalami bipolar perlu untuk berobat secara rutin dan menjalani
konseling untuk mengontrol gejalanya dan mencegah hal hal yang tidak
diinginkan.
Penanganan
Untuk pasien bipolar
dibutuhkan obat untuk mengontrol gejalanya, dan mungkin obat obatan ini diminum
seumur hidup. Perlu diperhatikan, minum obat secara
rutin pada bipolar ga berarti kecanduan lho. Minum obat disini berfungsi untuk
mencegah kekambuhan. Kalau kecanduan itu artinya kita minum obat untuk senang senang,
tapi dalam hal ini kan kita minum demi kesembuhan, jadi bukan kecanduan. Jangan
demi omongan orang yang tidak mengerti, kita menghentikan obat yang rutin
diminum. Kalau gangguannya kumat karna obat dihentikan, siapa coba yang rugi? Nah setelah tahu fakta ini, kalau ada seseorang yang kamu tahu sedang
meminum obat rutin untuk mencapai kesembuhannya, jangan malah diejek dan
diomongin ya. Sebaliknya mari kita dukung supaya dia tetap semangat sampai
kondisinya benar benar baik
Nah sekarang sudah paham kan apa itu bipolar. Mari kita bantu Putri keluar dari rasa sakitnya dengan dukungan dari keluarga, sehabat, teman dekat dan kita semuanya. Salam sadar J
Tulisan ini juga bisa didapat dan didownload secara gratis di Majalah 1000 Guru Edisi Oktober 2015


Tidak ada komentar